Selasa, 22 November 2016

Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan


OLEH ROHMAN SURURI (7311414062) / ALK 405

Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan, merupakan pengelompokkan, pengikhtisaran, catatan data, penerapan prinsip-prinsip, dan kebiasaan akuntansi serta penggunaan data pengalaman pribadi penyusunannya yang digunakan perusahaan sebagai alat komunikasi untuk menunjukkan hal-hal yang telah dilakukan manajemen dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan dalam mencapai target yang telah diterapkan kepada para pihak yang memiliki kepentingan terhadap kelangsungan usaha perusahaan tersebut seperti investor, kreditur, pelanggan, dan lain-lain.
Laporan keuangan dapat dijadikan media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan, dimana laporan keuangan tersebut terdiri dari neraca, perhitungan rugi laba, ikhtisar laba ditahan dan laporan posisi keuangan (Mardiyanto, 2009:27). Syafri (2008:201) berpendapat bahwa laporan keuangan adalah output hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan.
Laporan keuangan dewasa ini, dituntut untuk tidak hanya dapat mencerminkan kinerja keuangan suatu perusahaannnya saja tetapi juga dituntut agar dapat menggambarkan dampak yang lebih jauh lagi dari kebijakan yang telah diambil oleh manajemen perusahaan dan prospeknya dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, laporan keuangan diwajibkan untuk dapat memenuhi semua karakteristik kualitatif pokok yang telah ditetapkan didalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sehingga informasi yang disajikan dalam laporan keuangan terjamin kualitasnya. Berdasarkan laporan keuangan tersebut, pemakai jasa akuntansi dapat mengambil keputusan yang tepat atas peristiwa yang terjadi selama periode pembukuan berjalan.
Para pemakai informasi akuntansi melalui neraca dapat mengetahui dampak keuangan dari transaksi-transaksi atau kejadian ekonomi yang terjadi selama periode yang bersangkutan terhadap stabilitas perusahaan secara keseluruhan. Melalui informasi yang disajikan dalam neraca, para pemakai dapat membuat suatu keputusan ekonomi mengenai rencana atau strategi selanjutnya akan dipakai demi menjaga usaha kelangsungan tersebut. Untuk mengetahui posisi keuangan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pemakai dapat melihat laporan laba rugi. Pemakai dapat mengidentifikasi dengan segera prosfek perusahaan dimasa yang akan datang dan apakah akan melanjutkan atau menghentikan aliran investasinya.
Transaksi atau peristiwa ekonomi yang terjadi membawa pengaruh yang berbeda-beda terhadap posisi keuangan perusahaan dan juga terhadap modal yang dimiliki perusahaan. Untuk mengetahui dengan lebih jelas, pemakai dapat melihatnya didalam laporan perubahan modal. Informasi yang disajikannnya dapat digunakan untuk mengendalikan dan atau mengawasi aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan sebagai modal kelangsungan usaha.
Laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan dapat digunakan sebagai rujukan para pemakai dalam mengambil suatu keputusan ekonomi dengan menilai apakah kinerja keuangannya sehat dan seimbang, dan apakah segala sesuatunya telah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Apabila telah sesuai, perusahaan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan memenuhi berbagai kewajibannya sehingga tingkat profabilitas dan akuntabilitasnya dapat membuat investor percaya sepenuhnya.
Analaisis rasio keuangan merupakan peralatan (tools) untuk memahami laporan keuangan (khususnya neraca dan laba-rugi). Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dapat diinterprestasikan.
Berikut kasus riil laporan keuangan pada PT Gudang Garam Tbk. untuk menghitung rasio keuangan yaitu rasio lukuiditas pada ‘current ratio”. Ratio ini berguna sebagai ukuran tingkat keamanan terhadap ketidakpastian dan kejutan atas arus kas perubahan. Rasio lancar juga menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup penurunan nilai aktiva lancar non kas pada saat aktiva tersebut dilepas atau dilikuidasi

Kasus Riil:
PT GUDANG GARAM Tbk
LAPORAN KEUANGAN NERACA
Per 31 Desember (dalam jutaan rupiah)
AKUN-AKUN
31 Desember
2013
2014
2015
AKTIVA

Aktiva Lancar
34.604.461
38.532.600
42.568.431
Aktiva Tidak Lancar
16.165.790
19.688.000
20.936.982
TOTAL AKTIVA
50.770.251
58.220.600
63.505.413
PASSIVA

LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
20.094.580
23.783.134
24.045.086
Liabilitas Jangka Panjang
1.259.400
1.208.746
1.452.418
TOTAL LIABILITAS
21.353.980
24.991.880
25.497.504
EKUITAS
29.416.271
33.228.720
38.007.909
TOTAL PASSIVA
50.770.251
33.523.483
63.505.413

 Current Ratio:
Current ratio merupakan perbandingan antara current assets (asset lancar) dengan current liabilities (hutang lancar).
Current ratio menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan (Sawir, 2009:28).

Hasil:
Current Ratio
2013
2014
2015
1,72
1,62
1,77
Penjelasan :
1.   Current ratio tahun 2013 = 1,72. Artinya setiap current liabilities (utang lancar) Rp1,- akan dijamin dengan current assets (asset lancar) sebesar Rp 1,72.
2.   Current ratio tahun 2014 = 1,62. Artinya setiap current liabilities (utang lancar) Rp1,- akan dijamin dengan current assets (asset lancar) sebesar Rp 1,62.
3.   Current ratio tahun 2015 = 1,77. Artinya setiap current liabilities (utang lancar) Rp1,- akan dijamin dengan current assets (asset lancar) sebesar Rp 1,77.
Perbedaan current ratio antara tahun 2013 dan 2014 terjadi karena peningkatan current assets (asset lancar) dari tahun 2013 sebesar Rp 34.604.461 juta menjadi Rp 38.532.600 juta pada tahun 2014. Serta adanya peningkatan current liabilities (hutang lancar) dari tahun 2013 sebesar Rp 20.094.580 juta menjadi Rp 23.783.134 juta pada tahun 2014.
Perbedaan current ratio antara tahun 2014 dan 2015 terjadi karena peningkatan current asstes (asset lancar) dari tahun 2014 sebesar Rp 34.604.461 juta menjadi Rp 20.936.982 juta pada tahun 2015. Serta adanya peningkatan current liabilities (hutang lancar) dari tahun 2014 sebesar Rp 23.783.134 juta menjadi Rp 24.045.086 juta pada tahun 2015.
Perbedaan current ratio antara tahun 2013 dan 2014 menunjukkan bahwa perusahaan semakin kurang baik karena current ratio dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan. Sedangkan perbedaan current ratio antara tahun 2014 dan 2015 menunjukkan bahwa perusahaan semakin baik karena current ratio dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami peningkatan.
            Hasil rasio keuangan diatas menunjukan keuangan PT Gudang Garam Tbk belum stabil, sehingga pemilik perusahaan harus lebih memperhatikan kinerja keuangan pada perusahaan agar kewajiban-kewajiban perusahaan dapat terjamin dengan baik. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin kewajiban-kewajiban perusahaan kepada kreditur.
Jadi bisa dikatakan bahwa, analisis laporan keuanagan pada rasio keuangan sangat penting sebagai dasar pengambilan keputusan dalam sebuah perusahaan.

1 komentar: