OLEH ROHMAN SURURI
(7311414062) / ALK 405
Laporan
keuangan merupakan hasil pencatatan, merupakan pengelompokkan, pengikhtisaran,
catatan data, penerapan prinsip-prinsip, dan kebiasaan akuntansi serta
penggunaan data pengalaman pribadi penyusunannya yang digunakan perusahaan
sebagai alat komunikasi untuk menunjukkan hal-hal yang telah dilakukan
manajemen dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan dalam
mencapai target yang telah diterapkan kepada para pihak yang memiliki
kepentingan terhadap kelangsungan usaha perusahaan tersebut seperti investor,
kreditur, pelanggan, dan lain-lain.
Laporan
keuangan dapat dijadikan media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi
kesehatan perusahaan, dimana laporan keuangan tersebut terdiri dari neraca,
perhitungan rugi laba, ikhtisar laba ditahan dan laporan posisi keuangan
(Mardiyanto, 2009:27). Syafri (2008:201) berpendapat bahwa
laporan keuangan adalah output hasil akhir dari proses akuntansi.
Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi pemakainya sebagai
salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan.
Laporan
keuangan dewasa ini, dituntut untuk tidak hanya dapat mencerminkan kinerja
keuangan suatu perusahaannnya saja tetapi juga dituntut agar dapat
menggambarkan dampak yang lebih jauh lagi dari kebijakan yang telah diambil
oleh manajemen perusahaan dan prospeknya dimasa yang akan datang. Oleh karena
itu, laporan keuangan diwajibkan untuk dapat memenuhi semua karakteristik
kualitatif pokok yang telah ditetapkan didalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
sehingga informasi yang disajikan dalam laporan keuangan terjamin kualitasnya.
Berdasarkan laporan keuangan tersebut, pemakai jasa akuntansi dapat mengambil
keputusan yang tepat atas peristiwa yang terjadi selama periode pembukuan
berjalan.
Para
pemakai informasi akuntansi melalui neraca dapat mengetahui dampak keuangan
dari transaksi-transaksi atau kejadian ekonomi yang terjadi selama periode yang
bersangkutan terhadap stabilitas perusahaan secara keseluruhan. Melalui
informasi yang disajikan dalam neraca, para pemakai dapat membuat suatu
keputusan ekonomi mengenai rencana atau strategi selanjutnya akan dipakai demi
menjaga usaha kelangsungan tersebut. Untuk mengetahui posisi keuangan dan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pemakai dapat melihat laporan laba
rugi. Pemakai dapat mengidentifikasi dengan segera prosfek perusahaan dimasa
yang akan datang dan apakah akan melanjutkan atau menghentikan aliran
investasinya.
Transaksi
atau peristiwa ekonomi yang terjadi membawa pengaruh yang berbeda-beda terhadap
posisi keuangan perusahaan dan juga terhadap modal yang dimiliki perusahaan.
Untuk mengetahui dengan lebih jelas, pemakai dapat melihatnya didalam laporan
perubahan modal. Informasi yang disajikannnya dapat digunakan untuk
mengendalikan dan atau mengawasi aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan sebagai
modal kelangsungan usaha.
Laporan
arus kas dan catatan atas laporan keuangan dapat digunakan sebagai rujukan para
pemakai dalam mengambil suatu keputusan ekonomi dengan menilai apakah kinerja
keuangannya sehat dan seimbang, dan apakah segala sesuatunya telah sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku. Apabila telah sesuai, perusahaan dapat
menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan memenuhi berbagai
kewajibannya sehingga tingkat profabilitas dan akuntabilitasnya dapat membuat
investor percaya sepenuhnya.
Analaisis
rasio keuangan merupakan peralatan (tools) untuk memahami laporan keuangan
(khususnya neraca dan laba-rugi). Rasio
keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan
sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dapat
diinterprestasikan.
Berikut kasus riil laporan keuangan pada PT Gudang Garam Tbk. untuk
menghitung rasio keuangan yaitu rasio lukuiditas pada ‘current ratio”. Ratio ini berguna sebagai ukuran
tingkat keamanan terhadap ketidakpastian dan kejutan atas arus kas perubahan.
Rasio lancar juga menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup penurunan
nilai aktiva lancar non kas pada saat aktiva tersebut dilepas atau dilikuidasi
Kasus Riil:
PT GUDANG GARAM Tbk
LAPORAN KEUANGAN NERACA
Per 31 Desember
(dalam jutaan rupiah)
AKUN-AKUN
|
31 Desember
|
||
2013
|
2014
|
2015
|
|
AKTIVA
|
|||
Aktiva Lancar
|
34.604.461
|
38.532.600
|
42.568.431
|
Aktiva Tidak Lancar
|
16.165.790
|
19.688.000
|
20.936.982
|
TOTAL AKTIVA
|
50.770.251
|
58.220.600
|
63.505.413
|
PASSIVA
|
|||
LIABILITAS
|
|||
Liabilitas Jangka Pendek
|
20.094.580
|
23.783.134
|
24.045.086
|
Liabilitas Jangka Panjang
|
1.259.400
|
1.208.746
|
1.452.418
|
TOTAL LIABILITAS
|
21.353.980
|
24.991.880
|
25.497.504
|
EKUITAS
|
29.416.271
|
33.228.720
|
38.007.909
|
TOTAL PASSIVA
|
50.770.251
|
33.523.483
|
63.505.413
|
Current
Ratio:
Current ratio merupakan perbandingan antara
current assets (asset lancar) dengan current liabilities (hutang lancar).
Current ratio menunjukkan
sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan
aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi
kewajiban jangka pendeknya. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan
terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang
terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur
yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan (Sawir, 2009:28).
Current Ratio
|
||
2013
|
2014
|
2015
|
1,72
|
1,62
|
1,77
|
Penjelasan :
1. Current
ratio tahun 2013 = 1,72. Artinya setiap current liabilities (utang lancar)
Rp1,- akan dijamin dengan current assets (asset lancar) sebesar Rp 1,72.
2. Current
ratio tahun
2014 = 1,62. Artinya setiap current liabilities (utang lancar) Rp1,- akan dijamin dengan current assets (asset lancar) sebesar Rp 1,62.
3. Current
ratio tahun 2015 = 1,77. Artinya setiap current liabilities (utang lancar)
Rp1,- akan dijamin dengan current assets (asset lancar) sebesar Rp 1,77.
Perbedaan current ratio antara tahun 2013 dan 2014 terjadi karena peningkatan
current assets
(asset lancar) dari tahun 2013 sebesar Rp 34.604.461 juta menjadi
Rp 38.532.600 juta pada
tahun 2014. Serta adanya
peningkatan current
liabilities (hutang lancar) dari
tahun 2013 sebesar Rp 20.094.580 juta menjadi Rp 23.783.134 juta pada tahun 2014.
Perbedaan current ratio antara tahun 2014 dan 2015 terjadi karena peningkatan current asstes (asset lancar) dari tahun 2014 sebesar Rp 34.604.461 juta menjadi
Rp 20.936.982 juta pada
tahun 2015. Serta adanya
peningkatan current
liabilities (hutang lancar) dari
tahun 2014 sebesar Rp 23.783.134 juta menjadi Rp 24.045.086 juta pada tahun 2015.
Perbedaan current
ratio antara tahun 2013 dan 2014 menunjukkan bahwa
perusahaan semakin kurang baik karena current ratio dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan. Sedangkan perbedaan current
ratio antara tahun 2014 dan 2015 menunjukkan bahwa perusahaan semakin baik karena current ratio
dari tahun 2014 ke tahun
2015 mengalami peningkatan.
Hasil
rasio keuangan diatas menunjukan keuangan PT Gudang Garam Tbk belum stabil, sehingga
pemilik perusahaan harus lebih memperhatikan kinerja keuangan pada perusahaan
agar kewajiban-kewajiban perusahaan dapat terjamin dengan baik. Semakin tinggi
rasio berarti semakin terjamin kewajiban-kewajiban perusahaan kepada kreditur.
Jadi bisa dikatakan
bahwa, analisis laporan keuanagan pada rasio keuangan sangat penting sebagai dasar pengambilan
keputusan dalam sebuah perusahaan.
Luar Biasa...
BalasHapus